
Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat telah menetapkan lima pos pemeriksaan untuk mengidentifikasi pergerakan barang hewan, khususnya sapi dan domba, yang dapat terdeteksi penyakit mulut dan kuku (PMK). Jelang Idul Adha 2022
Sufyan Yani, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Garut, dalam rapat koordinasi penanganan mulut dan ikan mengatakan: “Ada satu posko di wilayah Cilawu, diikuti oleh Limbangan dan Malangbong, Leles dan Kadungora dan Cibalong di wilayah selatan Garut.” ” Dia berkata. . Penyakit kuku (PMK), kemarin. slot resmi
Menurut dia, pemilihan lokasi pos pemeriksaan hewan PMK ini merupakan upaya bersama pemerintah daerah Garut untuk menertibkan perdagangan barang hewan yang mungkin membawa PMK.
Baca juga
Mereka memantau pergerakan ternak yang keluar masuk Garut sesuai dengan satuan tugas (Satgas) PMK dengan tenaga medis ternak.
Selain itu, yayasan akan memastikan ketersediaan seluruh kurban, termasuk syarat kesehatan ternak yang telah direkomendasikan Pokja PMK 10 hari sebelum Idul Adha 2022.
Meski berkutat dengan masalah PMK, Sufyan mengatakan jumlah ternak Garut cukup untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha 2022 bagi masyarakat.
Menurut data Kementerian Agama (Kemenag) sebelumnya, kebutuhan masyarakat Garut tahun lalu hanya sekitar 2.500 ekor.
Sufian menambahkan, pembatasan ternak di luar daerah akibat PMK sebenarnya menjadi stimulus positif bagi peternak lokal untuk meningkatkan penjualan ternaknya selama Idul Adha 2022.
Untuk menghindari risiko wabah PMK di Garut, Sofian meminta seluruh peternak di Garut untuk memperhatikan kesehatan ternaknya, termasuk tempat tinggalnya.
Ia mengimbau, “Harap diperhatikan kebersihan dan lalu lintas kandang agar penyebaran PMKini dapat terus dibendung.”
Selain aman untuk tertelan, penyebaran penyakit mulut dan kuku ini tidak menular ke manusia.
Kabar terbaru, saat ini baru sekitar enam kecamatan yang terkena PMK, sedangkan 11 kecamatan lainnya relatif sedikit kasusnya.