Juni 4, 2023
Spread the love

Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian besar ibu kota Jakarta dan beberapa kota pendukungnya berawan pada Jumat pagi, 17 Mei 2022.

Hujan dengan intensitas ringan pada siang hari berpotensi menimbulkan petir dan angin kencang di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. slot dana

BMKG mengatakan dalam peringatan dini cuaca Jumat “Waspadalah terhadap kemungkinan guntur/petir dan angin kencang di sebagian Jakarta bagian selatan dan barat hingga sore hari”.

Kondisi cuaca yang sama juga terjadi di daerah penyangga ibu kota, antara lain Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Pagi berawan dan sore hujan sedikit.

Hujan deras juga berpotensi terjadi di beberapa titik, termasuk di wilayah Tangerang, akibat petir dan angin kencang.

BMKG mewaspadai kemungkinan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada pagi, siang, sore, dan dini hari di Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Bekasi dan sebagian wilayah kota”. .

Sementara itu, Dwikorita Karnawati, Direktur Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG), mendesak para insinyur Indonesia untuk bekerja sama mengatasi berbagai ancaman bencana yang ditimbulkan oleh perubahan iklim atau bantuan vulkanik.

Menurutnya, peran insinyur dalam upaya mitigasi dampak bencana alam sangat dibutuhkan.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di Cincin Api, dengan aktivitas seismik yang tinggi, sehingga rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, banjir bandang, banjir rob, angin topan, dan tanah longsor.

“Ini tantangan kita semua, termasuk para insinyur di Indonesia, harus bersinergi untuk mencapai zero korban,” kata Dwikorita di Webinar Dies Natalis ke-70 Persatuan Insinyur Indonesia (PII) (Sabtu 6 April 2022). .

Ia mengatakan dengan memposisikan masyarakat sebagai mitra aktif, para insinyur Indonesia harus selalu memprioritaskan atau mengintegrasikan manajemen risiko bencana ke dalam semua operasi perencanaan, penyebaran, operasi dan pemeliharaan infrastruktur.

Mereka juga akan terus membutuhkan pemberdayaan melalui Dwikorita, pendidikan dan literasi agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam pemeliharaan, pemeliharaan dan pengoperasian infrastruktur yang dibangun.

Dengan demikian, menurut Dwi Korita, efisiensi dan keamanan suatu infrastruktur atau sistem yang dibangun secara berkelanjutan dapat tercapai.

Orang harus memperkenalkan insinyur dengan desain bangunan baru dan bahan bangunan yang lebih baik untuk mengurangi risiko kegagalan bangunan akibat gempa,'” jelas.

Dwikorita mengatakan, perubahan iklim menjadi salah satu faktor penyebab cuaca ekstrem di Indonesia. Dimulai dengan hujan lebat disertai kilat dan guntur, siklon tropis, gelombang tinggi, hujan es atau kekeringan berkepanjangan.

Oleh karena itu, upaya mitigasi diperlukan secara komprehensif dan terukur di semua pihak dan tingkat masyarakat untuk mengekang laju perubahan iklim dan untuk beradaptasi serta memitigasi dampaknya.

Menurut dia, jika situasi saat ini terus berlanjut, suhu di seluruh pulau besar Indonesia akan meningkat sebesar 3,5-4 derajat Celcius pada tahun 2100. Ini adalah peningkatan empat kali lipat dibandingkan dengan tingkat pra-industri. Akibat kenaikan suhu ini, diperkirakan es di puncak Gaya Wijaya Papua akan hilang seluruhnya pada tahun 2025.

 Misalnya, Topan Seroza dari NTT pada tahun 2021 tidak boleh terjadi di daerah ini. peristiwa “.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *