
Pemerintah Kabupaten Tangerang berencana membangun Rumah Sakit Tipe C di Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Pembangunan fase 1 diharapkan akan dimulai pada 2022.
Pembangunan tersebut akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 46 miliar.
Menurutnya, pemerintah daerah memutuskan untuk membangun rumah sakit Tipe C karena dimodifikasi berdasarkan ketersediaan anggaran. slot dana
Menteri Daerah Kabupaten Tangerang Muhammad Misial Rasyid mengatakan, “Karena total biaya pembangunan RS Tigaraksa Tipe A diperkirakan mencapai Rp 250 miliar”.
Pemkab juga berniat menggunakan sistem kontrak tahun jamak dengan DPRD Kabupaten Tangerang untuk penyusunan anggarannya. Konstruksi dijadwalkan akan dimulai pada Oktober 2022, sesuai jadwal.
Rumah sakit ini terutama memberikan pelayanan kesehatan di delapan kecamatan.
Misinya adalah Kecamatan Tigaraksa, Soliyar, Sisuka, Sekoba, Banungan, Corog, Jambi dan Legok.
Misial mengungkapkan, proyek pembangunan RSUD Tigaraxa merupakan program Bupati Tangerang Ahmed Zaki Islandar untuk mewujudkan Tangerang sehat sesuai RPJMD.
Selain itu, RSUD Tigaraksa nantinya mampu menampung pelayanan medis bagi 1,5 juta penduduk, khususnya di delapan kecamatan terdekat. Oleh karena itu, Pemkab Tangerang akan memiliki 4 rumah sakit.
Tiga rumah sakit sebelumnya adalah RS Kabupaten Tangerang di Kota Tangerang, RS Pakuhaji di Wilayah Pantai Utara, dan RS Balaraja di Wilayah Barat Kabupaten Tangerang.
“Busum memiliki delapan kecamatan dengan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta jiwa, sehingga harus kami tampung melalui RS Tigaraksa,” kata Misial.
Pemerintah telah mengingatkan masyarakat tentang bahaya cacar monyet. Dinas Kesehatan Daerah (Dinkes) Tangerang segera memperkuat kewaspadaan dan mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.
Dr Sumihar Sihaloho, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Tangerang, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan surat edaran (SE) yang dibagikan kepada seluruh direktur puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium di wilayah Kabupaten Tangerang.
Sumihar mengatakan Senin (30 Mei 2022) ”Kami meminta untuk mewaspadai dan mengedukasi masyarakat tentang PHBS dalam mengantisipasi cacar monyet ini.”
Menurutnya, cacar monyet disebabkan oleh virus varicella monyet yang sangat patogen (MPXV).
Ciri-ciri penyakit menular meliputi gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening di berbagai bagian tubuh.
“Kemudian terlihat seperti bintik-bintik atau cacar air di tubuh Anda,” kata Smeihar.
Penularan terjadi ketika ada interaksi langsung, seperti berjabat tangan atau menyentuh seseorang yang telah terkena penyakit. Maka, untuk mengantisipasi penularan penyakit pada jenis hewan pengerat tersebut, seperti monyet dan tikus, pihaknya bekerja sama dengan dinas pertanian dan ketahanan pangan setempat untuk melakukan pemantauan kesehatan hewan.
Warga Kabupaten Tangerang juga dihimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan setempat. Hal ini karena kita dapat mencegah penyebaran dan ancaman kepala monyet sesegera mungkin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Minggu (29 Mei) bahwa cacar air monyet menimbulkan “risiko sedang” untuk kesehatan masyarakat umum di seluruh dunia setelah kasus dilaporkan di negara-negara di mana penyakit itu tidak ada secara alami.
Pada 26 Mei, total 257 kasus yang dikonfirmasi dan 120 kasus yang dicurigai telah dilaporkan di 23 negara anggota non-endemik, kata pejabat kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba di banyak negara non-endemik menunjukkan penularan tidak terdeteksi untuk beberapa waktu dan memburuknya infeksi baru-baru ini.
Badan tersebut menambahkan bahwa mereka mengharapkan untuk melaporkan lebih banyak kasus ketika pengawasan meluas di negara-negara endemik dan non-endemik.