
Nilai tukar rupiah masih bergerak melemah pada Rabu pagi. Pelemahan rupiah dipicu terjadinya terjadinya stagflasi.
Kurs rupiah pagi ini bergerak melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14,464 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14,454 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini karena isu stagflasi,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Rabu (8 Juni 2022) . slot online terbaik
Bank Dunia, dalam laporan riset yang dirilis semalam menyebut bahwa stagflasi karena kenaikan harga akibat Perang di Ukraina dapat memicu krisis keuangan di negara berkembang seperti kejadian pada 1970.
Selain itu, Bank Dunia menyebut bahwa resesi bakal sullit untuk dihindari. Untuk tahun 2022, Bank Dunia meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia dari 4,1 persen menjadi 2,9 persen.
Senada dengan Bank Dunia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memberikan peringatan tentang potensi krisis keuangan akibat kebijakan pengetatan moneter AS. Indonesia dinilai juga bisa terkena getahnya.
Selain itu, isu Fed yang akan menaikkan kembali suku bunga acuan AS secara agresif juga menekan nilai tukar lain terhadap dolar AS, kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke level 14.500 per dolar AS dengan support di level 14.450 per dolar AS.
Pada Selasa (7/6), Rupiah Dituup Melemma 8 Poins Atau $0,06 AS $14.454 AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya $14.446 AS.
Sebelumnya, Pada perdagangan Selasa (2022-07-06) Rupiah ditutup melemah 8 poin walaupun sempat melemah 20 poin di level Rp 14.454. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnyaRupiahberada di posisi 14.446.
Secara khusus, pergerakan rupiah Selasa pekan ini disebabkan oleh Indonesia yang memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan di tengah situasi perekonomian global saat ini yang mengalami banyak guncangan.
Misalnya, terkait perang Rusia dan Ukraina yang akhirnya membatasi ekspor nomor komoditas pangan.
Kemudian, jika sektor publik tidak mampu mempertahankan keamanan pangan, ada beberapa peran yang dapat dilakukan pemerintah melalui pengadaan publik (public procurement) dan kepemilikan publik (public ownership).
Hal Ini Dapat Dilakukan Melarui Lipomasi Kelembaan Yang Tujuanna Menediakan Rayanan Untag Memenuhi Kebutuhan Masharakat, Thermasuk Pengerollan Rantai Pasokan.
Selain tantangan distribusi pangan, pasar berkembang (Emerging Markets) juga mengalami tantangan lain dalam 35 tahun terakhir.
Setiap kali Amerika Serikat (AS) Menaikan Tinkatsuku Bunga, Di Mana Menebakkan volatilitas dan pasar Global Menekan Mata Uang, Perekonomian Negara Yang Bergantung Pada Aliran Modal Global Menjadi Sulit Karena Tinkat Sukutigan Trengi Men global
Secara keseluruhan, meskipun tingkat suku bunga di AS naik, tetapi hal ini tidak berpengaruh terhadap volatilitas rupiah. banyak hal, Indonesia memiliki eksposur terhadap banyak komoditas, dan harga komoditas yang tersedia di Indonesia.
demikian, Indonesia juga pernah mengalami beberapa masalah krisis pangan global, tetapi di saat yang bersamaan, juga dengan ekspor gas dan minyak. Selain itu, kenaikan pajak di Indonesia yang mulai diberlakukan pada April 2022, dan menganggap kebijakan tersebut perlu diterapkan.
Rasio digit Indonesia berdasarkan perbandingan internasional sangat rendah dibandingkan AS yang hampir mendekati 100 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), dan India sebesar 70 persen dari PDB, sementara Indonesia bahkan tidari P.DB persen dari
Sementara Rupiah ditutup melemah, hanya pada Selasa di atas ekspektasi Federal Reserve AS akan member lebih banyak kenaikan suku bunga.
Dengan laporan pekerjaan AS yang kuat Jumat lalu menandakan lebih banyak kenaikan suku bunga, investor sekrang menunggu indeks harga konsumen (CPI) AS untuk petunjuk tentang jalur kenaikan suku bunga, yang mengikuti Jumat
Bank Sentral Eropa juga diharapkan akan menurunkan kebijakannya pada Kamis ini dan untuk bergabung dengan rekan-rekan global dalam bergerak untuk menekan inflasi.
Di Asia Pasifik, Bank Sentral Australia akan menjatuhkan putusan kebijakannya di kemudian hari, yang secara luas diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga berturut-turut untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.
Dengan inflasi yang tinggi merusak kepercayaan konsumen, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda pada Senin menegaskan kembali komitmen yang tak tergoyahkan untuk stimulasi moneter yang kuat.