
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlanga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tanda-tanda positif. Hal ini tentu saja mendorong konsumen untuk berbelanja. Saat ini, konsumsi kelas menengah telah meningkat secara signifikan.
Besarnya potensi konsumsi masyarakat merupakan peluang besar bagi perusahaan swasta untuk mengembangkan dan memasarkan produknya di Indonesia. Salah satunya adalah domba Coca-Cola yang sudah memiliki banyak konsumen di Indonesia. slot online terpercaya
Airlangga Hartarto pada konferensi “Mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia dan negara terpadat di Asia Tenggara, merupakan pasar potensial dan hub bagi Coca-Cola di Asia Tenggara.” . Bersama CEO dan Chairman Coca-Cola James Quincey di Davos, Swiss, dikutip Kamis 26 Mei 2022 (26/5/2022).
Sektor lain perlu mendukung potensi pasar yang besar ini. Menteri Koordinator Erlanga mengatakan Indonesia saat ini sedang melaksanakan reformasi struktural melalui undang-undang penciptaan lapangan kerja. Tujuannya untuk mengurangi jumlah izin dan memudahkan calon investor untuk mendirikan usaha di Indonesia. Salah satunya melalui mekanisme perizinan usaha berbasis risiko.
Dukungan lain yang diberikan pemerintah adalah pengenalan insentif bebas pajak untuk mendorong investasi dan penciptaan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang mencakup pergudangan, distribusi, teknologi informasi, dan sumber daya manusia.
Hal ini tidak hanya membuat Indonesia menarik dari segi pemasaran berkat demografinya yang muda dan produktif, tetapi juga berkat infrastruktur pendukung yang siap memfasilitasi operasional perusahaan di Indonesia.
Selain itu, Indonesia saat ini sedang melakukan transisi energi untuk mendukung terciptanya industri hijau dan mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060.
Salah satu penerapan transisi energi adalah memperluas penggunaan panel surya untuk menghasilkan listrik dan sumber energi baru terbarukan lainnya.
Menko Airlangga juga menyampaikan pandangan bahwa Coca-Cola dapat melakukan diversifikasi bisnis terkait pengembangan produk berbahan dasar kelapa, mengingat Indonesia juga memiliki potensi produksi kelapa yang besar dan lahan perkebunan yang luas.
Di sisi lain, diversifikasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa yang sebagian besar merupakan petani kecil, dan memberikan multiplier effect yang signifikan.