
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2022 sebesar US$21,51 miliar. Kinerja tersebut mengalami penurunan sebesar 21,29% dibandingkan kinerja April 2022.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kinerja ekspor Mei menunjukkan peningkatan yang moderat. Pada Mei 2021, kinerja ekspor hanya sebesar $16,93 miliar, atau kinerja ekspor meningkat sebesar 27% (y/y).
Berdasarkan kategori produk dua digit, penurunan ekspor terbesar terjadi pada lemak nabati/hewani. Pada Mei 2022, turun 71,79% dan bernilai $2,14 miliar. rtp slot gacor
Negara-negara yang ekspornya menurun adalah India, Pakistan, dan China. Penurunan tersebut tidak terlepas dari embargo ekspor CPO dan turunannya yang berlangsung sejak 28 April hingga 23 Mei 2022.
“Sekarang kita menghadapi pembatasan Mei lalu, ekspor minyak sawit turun,” katanya.
Dijelaskan pula bahwa sektor yang mengalami penurunan ekspor terbesar adalah industri pengolahan (25,93%).
“Penurunan terbesar di sektor pengolahan karena komoditas kelapa sawit, sandang atau tekstil (menurun),” katanya.
Disusul oleh pertanian, kehutanan dan perikanan, dengan penurunan sebesar 25,92%. Ekspor sarang burung walet dan tanaman obat menurun di sektor ini.
Sektor pertambangan dan lainnya diikuti oleh penurunan sebesar 12,92%. Hal ini disebabkan oleh penurunan ekspor tembaga dan komoditas bijih lignit. Sektor Migas hanya tumbuh 4,83% karena peningkatan ekspor minyak mentah dan migas.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekspor Indonesia pada Mei 2022 sebesar US$21,51 miliar, turun 21,29% dari bulan sebelumnya (April 2022).
“Ekspor tahun 2022 turun 21,29% dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Deputi Direktur Statistik Distribusi dan Pelayanan Pembangunan Indonesia BPS Setianto. Status Impor dan Ekspor Mei 2022, Rabu (15 Mei 2020). 2022/6.
Setianto menjelaskan, ekspor masih naik 27% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Tapi pertumbuhannya masih lambat.
Pada Mei 2022, ekspor mengalami penurunan di tiga sektor: pertanian, pengolahan, dan pertambangan. Sektor yang mengalami penurunan secara bulanan atau bulanan adalah sektor manufaktur yang mengalami penurunan ekspor sebesar 25,93%.
Sedangkan sektor pertanian yang mengalami penurunan adalah komoditas sarang burung walet dan tanaman obat. Sektor pertambangan berikutnya, turun 12,92%, didorong oleh harga bijih tembaga dan lignit yang lebih rendah.
“Sektor migas yang tumbuh menjadi sektor migas mengalami peningkatan karena produk migas menjadi migas,” katanya.
Selain itu, Setianto mengatakan peningkatan ekspor terbesar berasal dari nikel dan komoditas sebesar $233,7 juta (65,39%).
Selanjutnya, ekspor nonmigas mengalami penurunan terbesar pada Mei 2022 dibandingkan April 2022, dengan minyak hewan/nabati senilai $2149.5 juta (71,79%).
Berdasarkan negara, China, pengekspor nonmigas terbesar pada Mei 2022, menyumbang 4,59 miliar dolar AS, disusul India 2,26 miliar dolar AS, dan Amerika Serikat 2,05 miliar dolar AS. 44,49%. .
Sedangkan ekspor ke negara-negara ASEAN (27 negara) masing-masing sebesar $4,07 miliar dan $1,46 miliar.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meminta Australia untuk memperluas akses kerja sama ekonomi bernilai tinggi.
Hal itu menyusul kedatangan Perdana Menteri Australia yang baru terpilih Anthony Albanese di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (6 Juni 2022).
“Seperti yang banyak disampaikan tentang pentingnya perluasan akses produk Indonesia bernilai tambah tinggi seperti mobil ke Australia, kami lebih fokus pada kerja sama ekonomi,” kata Jokowi dalam konferensi pers, Senin (6 Juni 2022). ” dia berkata. ).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan Indonesia telah mengekspor full backlog (CBU) Toyota Fortuner pertama ke Australia. Hal itu dilakukan karena unjuk rasa digelar di Indonesia pada Februari lalu.
Sebagai informasi, ekspor mobil ke Australia diproduksi oleh pabrikan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Karawang, Jawa Barat.
Jokowi mengatakan Toyota Motor Manufacturing Indonesia telah berhasil membuktikan bahwa pandemi COVID-19 bukan hanya tantangan tetapi juga peluang bisnis.