Juni 10, 2023
Spread the love

Siaran pers, Corol Arepin

Jakarta – Kebutuhan petani akan pupuk sangat tinggi untuk menambah unsur hara bagi tanaman agar dapat tumbuh optimal dengan hasil yang maksimal.

Namun, petani menghadapi keterbatasan ketersediaan pupuk bersubsidi pemerintah. Alokasi pupuk bersubsidi tahun 2022 hanya berkisar 37-42% dari total kebutuhan petani Indonesia.

Sementara itu, pupuk nonsubsidi juga sangat mahal. Akibatnya, biaya produksi bagi petani tentu saja akan meningkat.  situs judi slot online indonesia terpercaya

Kondisi tersebut memaksa petani untuk berinisiatif mencari alternatif lain, seperti penggunaan pupuk organik.

Begitu pula dengan petani di Kabupaten Derry, Sumatera Utara yang tergabung dalam Persatuan Petani Organik Derry (PPODA).

Petani dan anggota PPODA Duat Sihumping mengatakan, orang tuanya di desa tidak pernah tahu tentang pupuk kimia sebelumnya. Mereka ditanam hanya menggunakan kompos dari kotoran ternak dan jerami dari panen padi.

“Mereka memiliki konsep sinur napinahan gabe na niuka atau horas jolma atau pertanian yang memadukan pertanian dan peternakan.

Artinya, setiap petani memiliki ternak sebagai sumber pupuk bagi pupuk kandang yang mereka pelihara.

Jadi kita sangat potensial untuk mengolah kotoran tanaman atau daun dan ternak sebagai pupuk alternatif.

Memang tidak mudah, namun ia menjelaskan, ketergantungan pada subsidi atau pupuk kimia bisa dikurangi. Jika pupuk organik menjadi pilihan utama dan peran pemerintah dalam hal ini diperlukan.

Petani yang juga koordinator PPODA ini mengatakan, “Untuk mempromosikan konsep pertanian ini, diperlukan infrastruktur berupa teknologi tepat guna, seperti mesin pemotong rumput. Ini mendorong pembuatan pupuk organik dan pestisida, misalnya.

Hal penting berikutnya, tambah Dutt, adalah meyakinkan petani bahwa pertanian organik adalah peluang besar. Menurutnya, ada stigma yang membuat petani kehilangan kepercayaan.

Mereka tidak yakin tanaman akan tumbuh dengan baik tanpa pupuk urea di dalam tanah.

Karena itu, Duat mengatakan pupuk organik bisa menjadi alternatif bagi petani karena kondisi subsidi atau pupuk kimia belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Oleh karena itu, Dawat mengatakan peran pemerintah melalui kebijakan sangat penting untuk mendorong petani menggunakan pupuk organik.

Dawat mengatakan pemerintah perlu mengubah konsep pertanian berdasarkan hasil dan kuantitas, tetapi sudah lebih memikirkan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.

Selain iklim dan alam, permasalahan yang dihadapi petani selama ini adalah harga yang tidak stabil, yang menimbulkan biaya tinggi dan merugi karena harga tidak berpihak pada mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *