
Dalam melihat atau mengevaluasi kasus COVID-19 suatu negara, penting untuk meninjau kemampuan sistem kesehatan masing-masing negara. Hal ini dikarenakan setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Menurut ahli epidemiologi Dickie Bodman, sistem perawatan kesehatan suatu negara memiliki kemampuan manajemen data berdasarkan deteksi, dalam hal ini pengujian dan pelacakan. slot online
Kemampuan pengumpulan data juga berbeda di negara maju dan berkembang. Melihat kasus penyakit, misalnya, di negara maju, data semacam itu sudah tersedia di rumah sakit. Hal ini dikarenakan masyarakat di negara maju memiliki ciri khas untuk segera berobat ke institusi medis ketika sakit.
“Berbeda dengan negara berkembang seperti Indonesia, misalnya, di mana 70% penduduknya dapat berobat sendiri di rumah saat sakit tanpa berobat ke fasilitas kesehatan,” kata Dickey
Oleh karena itu, relatif rendahnya jumlah kasus rumah sakit, terutama di negara berkembang, tidak serta merta menunjukkan rendahnya jumlah kasus COVID-19 secara keseluruhan di negara tersebut.”
Di masyarakat, situasinya (Covid) membaik dan ya, cakupannya sudah lebih baik, tetapi The virus beracun belum dilemahkan.
Berlawanan dengan ekspektasi dan asumsi masyarakat, Dickie sebelumnya mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa virus corona penyebab COVID-19 belum melemah.
Alih-alih melemahkan virus, katanya, itu justru meningkatkan dan mengurangi efektivitas antibodi.
Itu tidak melemahkan SARS-CoV2, melainkan meningkatkan dan menurunkan efek antibodi. Vaksinasi, masker dan menjaga gaya hidup bersih dan sehat itu penting.”
Dia mengatakan epidemi belum berakhir, virus belum berkurang, dan bahkan strain BA.4 dan BA.5 ditemukan menginfeksi paru-paru lebih parah. Ada juga karakter dari BA.4 dan BA.2.12.1 yang dapat menginfeksi ulang meskipun telah terinfeksi strain Omicron dan subvariabel lainnya. Ini bisa berbahaya dan menunjukkan bahwa situasinya belum aman.
“Tiga dosis itu sangat penting. Bahkan sekarang sudah diringankan, tapi pola hidup bersih dan sehat harus menjadi budaya disertai perbaikan infrastruktur dan peningkatan pengawasan, dan deteksi harus ditingkatkan.
Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo, seperti Dickie, mengatakan pandemi COVID-19 saat ini telah melambat, aktivitas masyarakat telah normal dan ekonomi masyarakat mulai bergerak kembali. Namun, Presiden mengingatkan semua pihak untuk menjaga momentum pemulihan ini jangan sampai diabaikan.
Oleh karena itu, saya menghimbau kepada masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi lengkap dengan dua dosis vaksin COVID-19, dan terus menerima vaksinasi tambahan untuk mencegah penularan. . ” .
Presiden menegaskan bahwa imunisasi booster memegang peranan yang sangat penting. Menurut data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, vaksinasi booster dapat meningkatkan kekebalan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan dosis kedua.
Menurut Presiden, pemerintah memiliki stok vaksin booster Covid-19 yang cukup. Untuk itu, Presiden mengimbau masyarakat segera memanfaatkan fasilitas tambahan vaksin yang diberikan secara cuma-cuma.