
Wakil Menteri Kesehatan Jakarta Dante Saxono Harpoono mengatakan kepada Liputan6.com bahwa Indonesia berada dalam fase pengendalian pandemi COVID-19. Indonesia belum memasuki tahap endemis dan sedang dalam tahap transisi.
“Kita belum masuk tahap endemis, tapi wabah COVID-19 sudah terkendali,” kata Dante dalam rapat Dengar Pendapat Komite (RDP) Republik Demokratik Kongo ke-9 yang digelar di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin, 23 Mei 2019. 2022. .
Dihadapan anggota Komisi IX Republik Demokratik Kongo, Dante juga menyampaikan bahwa Indonesia harus menyiapkan beberapa langkah sebelum memasuki tahap penyelesaian. Fase ini tidak beralih dari pandemi ke pandemi.
“Bisakah masuk fase endemik? Ada beberapa fase yang dimulai dengan epidemi kemudian memperlambat, mengendalikan, membasmi dan menghilangkannya,” kata Dante. link bola gratis
Pada titik ini, pemerintah diperkirakan akan mengeluarkan sejumlah kebijakan pelonggaran, seperti pelonggaran masker luar ruangan.
Eliminasi adalah menghentikan penyebaran virus corona dalam wilayah geografis tertentu. Pemberantasan adalah upaya pemberantasan yang berkelanjutan melalui pemberantasan dan pemberantasan untuk memberantas jenis penyakit tertentu secara permanen sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Dante Saksono Harbuwono menambahkan, laju penularan COVID-19 di Indonesia cenderung rendah setelah Lebaran 2022. Kasus baru COVID-19 tidak naik signifikan dan tingkat perawatan pasien di rumah sakit juga rendah.
Meski saat ini masih ada peningkatan mobilitas, khususnya pada sektor Ritel Maret 2022, tidak diikuti kenaikan kasus positif. Bahkan penambahan harian COVID-19 tetap menunjukkan penurunan.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adasamato menjelaskan, kenaikan mobilitas saat ini yang tertinggi selama pandemi, penularan kasus positif COVID-19 dapat ditekan.
“Ini adalah kabar yang penting untuk terus dipertahankan dan dipertahankan,” papar Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Selasa, Jakarta (18/5/2022).
Dilihat dari status kasus di tingkat negara, Indonesia terus membaik dengan jumlah kasus aktif dan indikator pengobatan di atas rata-rata dunia. Sayangnya, indeks kematian masih berada di level yang sama, yakni masih lebih tinggi dari rata-rata global.
Menurut Wiku Adisamito, ada tiga kemajuan dalam tiga indikator terkait peningkatan kasus COVID-19 nasional. Pertama, aktif.
Indikator kedua adalah kematian. Angka kematian dan angka kematian di Indonesia tetap pada level yang sama dengan minggu sebelumnya (2,59%).
Rata-rata jumlah kematian selama tiga bulan terakhir terus menurun. Saat ini, rata-rata adalah 13.
Indikator ketiga adalah penyembuhan. Dibandingkan pekan lalu, jumlah pasien sembuh secara nasional meningkat sekitar 3.600 (97,34%). Dibandingkan dengan dunia, Indonesia masih sekitar 3% lebih tinggi dari rata-rata global.
Selain ketiga indikator di atas, perlu diperhatikan juga rincian kasus aktivasi COVID-19 di 34 provinsi. Hingga 15 Mei 2022, data yang dikumpulkan Gugus Tugas Covid-19 sebanyak 18 kabupaten menunjukkan tren penurunan.
Artinya, menunjukkan sudah semakin rendahnya potensi penularan di tengah masyarakat. Hal Ini Mendukung Penanganan Pasien Yang Baek Sehinga Orang Yang segera sembuh.
Hanya saja, pada 16 provinsi lainnya masih menunjukkan peningkatan kasus aktif.Bahkan pekan ini jumlahnya lebih banyak dibanding pekan lalu sebanyak 6 provinsi, melanjutasmito
“Kenaikan yang terjadi sebagian besar adalah provinsi tujuan mudik atau asal pemudik terutama pada tiga provinsi yang menjadi tujuan dan asal pemudik terbesar, yakni DKI Jakarta, Banten dan Jawa Timur.